Potensi
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) di Indonesia
(Sains
Terapan)
Pembangkit listrik tenaga angin
adalah salah satu pembangkit listrik yang sering digunakan. Dimana angin merupakan
sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat mengkonversikan
energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir
angin. Angin sebagai sumber energi merupakan alternatif yang sangat baik selain
perkembangannya yang sangat pesat, angin juga merupakan salah satu energi yang
tidak terbatas di alam.
Komponen
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin
1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox, agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox, agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.
3. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan.
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan.
4. Penyimpan energi
Alat penyimpan energi digunakan karena berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan.
Alat penyimpan energi digunakan karena berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan.
5. Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energi(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energi(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.
Jenis-jenis
Turbin Angin
1. Turbin
angin sumbu horizontal
Turbin angin sumbu
horizontal ialah
jenis turbin angin yang paling banyak digunakan. Turbin ini terdiri dari sebuah
menara yang di puncaknya terdapat sebuah baling-baling yang berfungsi sebagai
rotor dan menghadap atau membelakangi arah angin. Kebanyakan turbin angin jenis
ini mempunyai dua atau tiga bilah baling-baling walaupun ada juga turbin bilah
baling-balingnya kurang atau lebih daripada yang disebutkan.
Kelebihan
·
yang lebih kuat di tempat-tempat
yang memiliki geseran
angin (perbedaan antara laju dan arah angin antara dua titik
yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfer bumi. Di sejumlah lokasi geseran
angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20%
Kekurangan
·
Menara yang tinggi serta bilah yang
panjangnya bisa mencapai 90 meter sulit diangkut.
·
Turbin yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek
yang yang sangat tinggi dan mahal serta para operator yang terampil.
·
Konstruksi menara yang besar
dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah yang berat, gearbox, dan generator.
·
Turbin yang tinggi bisa memengaruhi radar airport.
·
Ukurannya yang
tinggi merintangi jangkauan pandangan.
2. Turbin
angin sumbu vertical
Turbin
sumbu vertikal dibagi menjadi dua jenis yaitu: Savonius dan Darrieus.
a. Turbin Darrieus
Turbin Darrieus mula-mula diperkenalkan
di Perancis pada sekitar tahun 1920-an. Turbin angin sumbu vertikal ini
mempunyai bilah-bilah tegak yang berputar kedalam dan keluar dari arah angin.
b. Turbin Savonius
Turbin Savonius diciptakan pertama
kali di negara Finlandia dan berbentuk S apabila dilihat dari atas. Turbin
jenis ini secara umumnya bergerak lebih perlahan dibandingkan jenis turbin
angin sumbu horizontal, tetapi menghasilkan torsi yang besar.
Kelebihan
·
Tidak membutuhkan struktur menara
yang besar.
·
Karena bilah-bilah rotornya
vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.
·
Turbin bisa diletakkan lebih dekat
ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
·
Desain turbin berbilah lurus dengan
potongan melintang berbentuk kotak atau empat persegi panjang memiliki wilayah
tiupan yang lebih besar untuk diameter tertentu
·
Turbin memiliki kecepatan awal angin
yang lebih rendah. Biasanya turbin mulai menghasilkan listrik pada 10km/jam (6
m.p.h.)
·
Turbin tidak harus diubah posisinya
jika arah angin berubah.
·
Kincir pada Turbin mudah dilihat dan
dihindari burung.
Kekurangan
·
Kebanyakan turbin ini memproduksi energi
hanya 50% . Karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
·
Turbin tidak mengambil keuntungan
dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi.
·
Kebanyakan turbin mempunyai torsi
awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai berputar.
·
Sebuah turbin yang menggunakan kabel
untuk menyanggahnya memberi tekanan pada bantalan dasar karena semua berat
rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan
meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.
Cara
kerja kincir angin
1. Pertama, kincir
angin memperlambat kecepatan angin dengan menggunakan bilah, yang cara kerjanya
serupa dengan baling-baling pesawat.
2. Setelah
angin mengalir di sekeliling bilah, maka bilah mengumpulkan energi kinetik.Setelah
angin mengalir di sekeliling bilah, maka bilah mengumpulkan energi kinetik.
3. Kemudian
bilah, yang terhubung ke poros penggerak, berputar pelan dan mengirimkan banyak
tenaga pemutar ke gearbox.
4. Gearbox
kemudian menyesuaikan tenaga pemutar ini, dan sebagai pengganti berputar secara
pelan dengan banyak tenaga di setiap putaran, putaran menjadi semakin cepat
dengan lebih sedikit tenaga di setiap putaran.
5. Saat itulah,
generator, yang terhubung ke gearbox, menghasilkan listrik melalui sekian
banyak magnet dan kawat tembaga yang terdapat di dalamnya.
6. Faktor
penting yang memainkan peran vital pada kerja mesin ini adalah ukuran
strukturnya, mengingat jumlah listrik yang dihasilkan tergantung pada ukuran
struktur mesin. Semakin besar struktur, maka semakin besar tenaga yang
dihasilkan untuk memutar poros, yang berarti semakin besar listrik yang bisa
dihasilkan.
7. Mungkin Anda
juga pernah melihat kincir angin dipasang di lembah atau di puncak bukit. Hal
ini dikarenakan perpaduan udara panas dan dingin dapat menghasilkan angin
(udara yang bergerak). Kadang kincir angin dipasang di dekat aliran air. Hal
tersebut dilakukan karena perubahan suhu yang dihasilkan oleh laut dan matahari
juga menghasilkan angin.
8. Satu fakta
penting mengenai cara kerja kincir angin adalah bahwa satu turbin bisa
menghasilkan 100 megawatt listrik.
Penggunaan kincir angin di Indonesia
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah
lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km
merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin,
Namun, tidak semua pantai dan daerah dapat dijadikan
PLT Angin, karena perlu dipilih daerah yang memiliki topografi dan keadaan
angin yang stabil.
Selain digunakan di
daerah pesisir pantai, PLT Angin juga dapat digunakan di daerah pegunungan dan
daratan. Pembangkit listrik yang berasal dari tenaga angin untuk Indonesia
dengan estimasi kecepatan angin rata-rata sekitar 3 m/s / 12 Km/jam, 6.7
knot/jam turbin skala kecil lebih cocok digunakan di daerah pesisir,
pegunungan, dataran.. Salah satu daerah yang cocok untuk
dijadikan PLT Angin adalah daerah Pantai
Baru, Ngentak, Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Sebagian listrik di pantai ini dipasok dari Pembangkit
Listrik Tenaga Hybrid (PLTH), yakni gabungan dari pembangkit listrik tenaga
surya (matahari) dan bayu (angin). Selain itu, daerah ini juga menerapkan
sistem terintegrasi bagi pertanian, perikanan, dan kawasan wisata alam serta penggunaan
bahan bakar ramah lingkungan mengunakan Biogas, dari sisa kotran ternak
Sapi. Desa wisata Ngentak, Poncosari, merupakan model percontohan Sistem
Inovasi Daerah (SiDA) Indonesia.
Berdasarkan data teknis sistem PLTH turbin angin dan panel
surya, Pantai Baru Bantul, penghasil energi berasal dari tiga bagian yaitu di
grup barat, timur dan grup KKP. Sedangkan jumlah keseluruhan enegeri yang
dihasilkan yaitu 87 Kilo Watt. Sedangkan energi yang tersimpan yaitu 4045 Ah.
Adapaun energi yang diguanakan ketika siang dan malam sebanyak 24 Kilo Watt.
Selain
di daerah tersebut, pada akhir tahun 2007 telah dibangun kincir angin
pembangkit listrik dengan kapasitas kurang dari 800 watt dibangun di
empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua
unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Kemudian,
di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas
masing-masing 80 kilowatt (kW) mulai dibangun. Mengacu pada kebijakan
energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan
mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.
Dengan
PLT Angin maka Sabang Sampai Merauke dan Miangas Sampai Pulau Rote aka di
terangi oleh lampu yang begitu indah dan energi masa depan Indonesia terjamin
karena SDA tersbut sangat banyak dan mudah untuk di manfaatkan, sehingga bangsa
kita akan berdaulat dalam bidang energi.
Kendala
dalam Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Kecepatan
angin yang tidak menentu serta cuaca yang tidak menentu merupakan suatu kendala
dalam menggunakan sumber alternative ini. Selain itu wind turbine yang
didesain untuk bekerja dengan batasan kecepatan angin tertentu, apabila
dilewati, maka dapat merusak komponen dari wind turbine tersebut, misalnya blade patah, coil terbakar, atau batrai
meledak.